الصفحات

الأحد، 5 مايو 2013

I Am In Your Eyes



Karya : Azizah Qurrota A’yun

Cairan bening itu kini mengalir terus dipipiku, melewati pipiku dan mendarat dibatu nisan itu, pemakaman sudah mulai sepi aku tetap disini menunggu yang tak mungkin kembali lagi. Tak tau apa ini benar mayatnya atau bukan, aku tak peduli yang kupedulikan aku butuh mereka. Mengapa mereka meninggalkanku secepat ini terlalu kecil bagiku hidup sebatang kara, aku belum mengerti apa-apa bahkan aku baru duduk dibangku kelas 1 SD. Bencana itu kini merenggut semuanya, rumahku lenyap, orang tuaku juga hilang. Matahari akan segera menutup sinarnya dan rembulan bersiap untuk menggantinya namun aku tetap saja menunggu mereka. Tak ada hal takut sedikitpun yang terlintas dipikiranku saat ini aku sungguh tak mempedulikanya aku berada dimana, hingga seseorang datang dan menghampiriku dia terlihat 4 kali lipat dari umurku.



                “Mengapa kau masih disini dik? Apa kau tidak takut?” Tanyanya. Aku hanya terdiam dan memandangi nisan itu, diapun menggandengku menuju tenda darurat itu. Akupun menceritakanya, dia terlihat sangat muda dan tampan, dia mengerti apa yang aku rasakan, dan dia mengajaku pergi ke suatu tempat. “kau akan senang tinggal disana” Katanya mengajaku. Akupun diajaknya dan diberhentikan disuatu tempat dia menurunkanku dan mengetuk pintu dia hanya tersenyum kepada seorang ibu yang membukakan pintu, dan diapun sedikit berlari meninggalkanku dan diapun pergi. Aku sungguh menyesal mengenalnya aku kira dia seorang yang baik ternyata dia juga sama.

                Sudah 2 hari aku tinggal dipanti asuhan ini dimana lelaki itu meninggalkanku dan aku hanya diam dan diam saja aku masih terpukul dengan kejadian itu. Aku duduk disudut ruang ini sambil membungkukan sedikit kepalaku ke lututku. Tiba-tiba saja seorang anak perempuan yang seumuran denganku datang dan duduk disebelahku. “kau mau ikut main denganku?” Tawarnya, aku hanya terdiam. “pertama aku disini aku juga sepertimu, tapi ayolah kita bisa berteman bersama” Katanya sambil menyunggingkan senyumnya diapun menjulurkan tanganya. “Kristal” Katanya akupun membalas tanganya “Kim” Kataku dengan ragu.

                Denting waktu terus berputar, tak terasa sudah 4 tahun aku berada dipanti ini dan sudah 4 tahun aku mengenal gadis mungil ini. Aku merasa dialah orang yang berharga, dia mampu membuatku tersenyum kembali, dia selalu disampingku dikala aku senang dan sedih. Dialah sahabat terbaiku. Seperti biasa aku bermain denganya persahabatan kami selelu berjalan dengan lancar, kamipun dikagetkan dengan suara ketukan pintu, akupun bergegas membuka pintunya didapati olehku sepasang suami istri yang tersenyum padaku dan mencari ibu asuhku. Akupun berlari menuju dapur untuk memanggilnya. Akupun ikut menuju ruang tamu bersamanya.

                “Nak, dia ayah dan ibu barumu” Kata ibu “apa maksudnya? Apa aku akan pergi? Bagaimana dengan Kristal?” Tanyaku dengan sedikit nada yang tnggi. “iya, hanya kau saja yang akan diadopsi,Kristal tidak ikut” Kata ibu menjelaskan. Ekspresi mukaku berubah aku sedikit takut jauh darinya. Aku hanya menahan air mata dengan semua ini. Mengapa aku selalu dipisahkan dari orang yang aku sayangi?

                Aku pun berjalan gontai menemui Kristal, aku berniat tidak akan mengatakanya aku takut dia akan bersedih. “hey Kim.. mengapa mukamu semurung itu?” Tanyanya menggugah lamunanku. “ah tidak.. tidak apa-apa bagaimana jika kita bermain game lagi?” Tawarku mengalihkan pembicaraan. “apa kau yakin tidak apa-apa?” Tanyanya mencurigai “tentu saja tidak apa-apa, ayoo kita bermain”. Kamipun bermain dengan riang, sesekali aku memandang wajahnya, aku takut tidak bisa melakukan hal seperti ini lagi bersamanya.

                Malam ini aku akan beranjak ke rumah orang tua baruku. Aku ingin mengucapkan perpisahanku kepada Kristal, tapi aku tak tega membangunkanya. Aku menaruh secarik kertas diatas mejanya aku memandangnya sesekali tak terasa cairan bening itu keluar di kelopak mataku akupun menghapusnya dan bergegas pergi. Sungguh berat kakiku meninggalkan tempat ini, dan sungguh berat hati ini untuk meninggalkanya. Apakah aku berdosa jika aku seperti ini? Meninggalkanya tanpa perpisahan.

                Esok harinya, aku sudah berada di kamar yang berbeda dari kamar yang sebelumnya, kini kamarku lebih besar dan lebih mewah namun, aku memikirkan apa yang sahabatku lakukan?. Kristal mencari-cari sosok sahabatnya dan ibu asuh menjawab bahwa Kim sudah pergi ke rumah barunya, Kristal pun pergi kekamar dan menutup pintu dengan kasar. Dia sedikit menangis namun dalam hatinya marah, didapatinya secarik kertas berwarna biru, Kristal pun mengambil surat itu.

Dear Kristal,
Maafkan aku, aku pergi tanpa memberitahumu, aku ingin membangunkanmu tadi malam tapi aku tak sanggup. Mungkin kau marah denganku tapi tolonglah maafkan aku.. aku tidak bermaksud seperti ini.. kita masih bersahabatkan?? Aku yakin suatu saat nanti kita bertemu, oh yaa.. nanti aku akan sering mendatangimu.. jangan lupakan aku yaaa J (KIM)

                “Dia pikir aku siapa??” Batin Kristal dalam hati.
2 bulan berlalu, aku masih tetap tinggal di rumah bersama ayah dan bundaku dia sangat baik terhadapku meskipun aku bukan anak biologisnya, aku sangat bahagia dengan mereka, mereka seperti orang tuaku sendiri. Dan 2 bulan juga aku tak bertemu Kristal, aku sangat merindukan gadis mungil itu, aku merindukan senyum manisnya dan semuanya.

“Kim kemari..” panggil bunda kepadaku, akupun bergegas sedikit berlari kepadanya. “ada apa ? ” tanyaku “aku rasa, aku terlalu susah memanggilmu kim.. bagaimana jika aku memanggilmu Ron ??” tanya bunda tak jelas “Ron?” tanyaku. Bunda hanya menganggukan kepalanya. “baiklah terserah saja” kataku mengiyakan. “baik Ron, hari ini kita akan pergi ke pantimu dulu?” kata bunda. Betapa gembiranya hatiku hari ini aku akan pergi ketempat yang sudah lama tak ku sandingi. Akupun sedikit berlari kegirangan menuju kamarku dan bersiap-siap.

                Aku sudah sampai di panti yang dulu aku tempati, sungguh aku merindukan tempat ini. Aku disambut oleh ibu asuhku aku memeluknya seperti tak bertemu selama 1000 tahun. Aku pun memeluk semua tman-temanku disini, seketika aku melihat Kristal aku melepaskan pelukanku dan tersenyum padanya. Namun, dia justru pergi aku tak tau mengapa mungkin karena kejadian 2 bulan yang lalu, tapi apakah dia masih kanak-kanak seperti ini? Aku pun mengejarnya menuju kamarnya dia menutup kamarnya dengan kasar. Aku mengetuk kamar itu berulangkali namun tak ada jawaban, benar dia marah denganku, aku pun menyesali perbuatanku mengapa aku tak mengatakan bahwa aku akan pergi, hanya itu saja mungkin dia tidak marah. “ohhhh... betapa bodohnya aku” jeritku dalam hati.

JJJ

5 tahun berlalu, sudah lama aku tak melihatnya, rasa rinduku tak dapat ku gantikan, aku sungguh merindukan sosoknya. Aku merindukan senyum manisnya yang diberikan untuku, aku merindukan dia sekarang.

                ‘Aku merindukanya’ itulah yang aku rasakan, aku sungguh ingin menemuinya tapi entah kenapa aku takut jika menemuinya, aku takut dia semakin marah denganku.

                “Ron, tolong bawakan ini ke cafe kita” kata bunda membuyarkan lamunanku. Akupun membawa sebungkus bahan ke cafe. Sesampai di cafe aku duduk sambil melihat-lihat pemandangan cafe ini. Aku melihat seseorang mirip sekali dengan Kristal. “apa itu Kristal?” batinku. Akupun menghampirinya memnyamar sebagai pelayan.

                “Selamt pagi, ada yang bisa saya bantu” tanyaku menyamar sebagi pelayan. “apa kau Kim?” tanyanya tiba-tiba, apa dia mengenaliku? padahal aku sudah memakai topi untuk menutupi wajahku. “bukan namaku Ron” jawabku berbohong, aku tidak mau jika dia marah lagi karena mengetahuiku. “maaf, aku kira kau adalah Kim suaramu sangat mirip denganya” jawabnya “memangnya nama anda siapa?” tanyaku dengan sopan untuk memastikan. “namaku Kristal” jawabnya singkat. Aku membulatkan mataku, apa dia benar Kristal? Orang yang sudah lama aku rindukan? Orang yang aku cintai? Oh, mengapa dunia sangat sempit? Memang aku merindukanya tapi apa bisa seperti dulu? dan ada apa denganya mengapa dia tidak menatap orang yang diajak bicara?

“Ron, apa saja menu disini” tanyanya membuyarkan lamunanku. “ini daftar menunya” jawabku sambil menyodorkan daftar menu itu dimeja. “maaf Ron, aku tidak bisa melihat, tolong bacakan” perintahnya kepadaku seketika aku sangat sedih melihat kenyataan ini. Dia buta? Mengapa begini? Mengapa disaat aku bertemu denganya dia tidak dapat melihatku? Tidak dapat memandang wajahku? Tidak dapat menikmati dunia ini denganku? Betapa malangnya gadis ini, apa ini karena aku mencampakanya? Tapi itu hanya hal kecil saja.. aku menangis sejadi-jadinya tanpa suara.

JJJ

Hanya melihatnya tersenyum aku bahagia. Aku rela apa saja deminya, kini aku benar-benar mencintainya. Bahkan jika jiwa dan ragaku untuknya, bahkan jika dia tak mencintaiku, bahkan jika dia semakin membenciku. Inilah hatiku yang hanya untuknya. Aku sungguh mencintainya.
Sudah 1 bulan aku bersama dengan Kristal walau peranku menjadi seorang Ron bukan Kim dimatanya. Aku sangat sedih melihatnya, aku berjanji akan selalu ada disisinya. Aku berada di taman belakang bersama Kristal, Kristal terlihat sangat senang. “Kristal, kau tahu? Ini sangat indah” kataku padanya “tanpa melihatpun aku sudah merasakanya” katanya menjawabku “secepatnya kau akan menikmati semuanya lagi” kataku sambil menatap matanya dalam, meskipun dia tidak tahu aku sedang apa dan tak membalas tatapanku.

Hari ini Kristal akan melakukan operasi matanya dan semuanya berhasil, Kristal mulai membuka sedikit matanya dilihatnya teman-teman dan ibu asuh kami disitu. Kristal sangat senang, salah satu yang ingin lihat adalah aku, aku yang selalu menemaninya sebagai Ron, dia berlari untuk menemuiku tak peduli dia masih memakai baju operasi dia terus berlari, laju kencangnya membuat rambutnya berbang terurai. Kristal menuju taman dimana aku dan dia sering berada disini. Dia terus mencari sosoku, dia tak tahu aku dimana, dia tak tahu aku meninggalkanya. Mungkin aku meninggalkanya yang kedua kalinya, namun kini aku yakin dengan yang kuberikan, dia dapat bahagia meskipun tanpa aku disampingnya namun aku tetap disinya. Kristal mendapati surat yang bergeletak dibatu taman ya, surat itu dariku. Dia mulai membuka perlahan surat itu.
Dear Kristal,
Hey Kristal, bagaimana kabarmu? Apa kau sudah bisa menikmati dunia ini lagi? Apa matamu baik-baik saja? Apa kau tau siapa aku? Apa kau sudah memaafkanku?
Oh ya aku lupa, aku KIM. Mungkin kau tidak ingat atau memang kau sudah lupa. Aku Kim sahabatmu dulu yang pernah mencampakanmu. Apa kau masih marah denganku? Aku yakin kau bahagia saat ini, gunakanlah matamu dengan sebaiknya. Maafkan aku, aku menguntitmu selama ini, bukan, aku tidak menguntitmu tapi aku didekatmuapa kau tahu itu? Aku teringat dengan matamu.. matamu sudah kembali normal kan? Bukankah aku sudah bilang ‘secepatnya kau akan melihat’

Kristal pun membulatkan matanya denyut nadinya berjalan cepat jantungnya berkembang kempis “Kim adalah Ron?” tanyanya dengan lirih meskipun tidak ada yang menjawabnya. Matanya kini mulai berkaca-kaca sedikit-sedikit cairan bening itu keluar dari kelopak matanya.



Jangan kau sekaget itu, mengetahui Ron yang selama ini kau kenal adalah sahabat lamamu ini. Mata ini untukmu, hati ini untukmu, ini sebagai permintaan maafku atas segala kesalahanku. Kau memaafkanku kan? Jika kau memaafkanku terimakasih banyak, itulah hadiah yang aku inginkan, meskipun aku tak dapat mendengarnya langsung dari mulutmu. Apa sekarang kau mengerti? Maafkan aku, ini kedua kalinya aku meninggalkanmu, tapi apa kau merasa tercampakan? Aku harap tidak, dengan yang kuberikan aku harap kau dapat bahagia.
Jangan kau menangis dengan mataku, hanya ini yang kuinginkan, lihatlah aku dimata ini, tataplah aku dengan hatimu, dan ingatlah aku seperti kau melihat dunia ini, aku tak memintamu lebih. Hanya tersenyum saja dengan mataku aku bahagia. Hanya nyanyian yang ingin kudengar darimu. Bawalah aku setulus cintamu, meskipun hanya sedikit ketulusan, tapi itu sangat berarti. Hanya ini pintaku, aku selalu dimatamu dan aku bisa melihatmu dihatiku. Jangan terus kau rindukan aku, jika air matamu sebagai tanda kerinduanmu. Tersenyumlah jika kau merindukanku, karena aku hadir disenyumu dan aku selalu disisimu. Lihatlah aku lebih dalam dimata ini karena aku ada dimatamu.
With the love
Kim  / Ron


Kristal pun menagis tak henti-henti kini ia terus menjerit menyebutkan namaku. Suaranya menggema disudut taman ini, kini dia sendiri ia menyesali tak dapat berjumpa denganku lagi. Cairan bening itu mengalir tak henti-henti serasa kehabisan tetapi tetap ingin menangis. Aku ingin mengahapus air matanya, namun sekarang kita berbeda. Dunianya adalah dia dan duniaku adalah aku. Aku tersenyum memandanginya meskipun dia menangis, menggunakan mataku itulah yang kuinginkan membuatnya bahagia dengan mataku. Semilir angin menerbangkan sedikit rambutnya ia merasa pipinya mulai dingin karena air matanya. Ia menutup matanya dengan telapaknya dan mebukanya kembali, melakukan itu selama tiga kali, dan menikmati mataku yand ada di dirinya “your eyes is mine, and you are always be mine ”



JJJ



ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق